Selasa, 23 Oktober 2012

metode riset


BAB 1
Tujuan, peran, proses, dan kriteria penelitian ilmiah


Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi
Tujuan

1.    Menemukan suatu pengetahuan baru.
2.   Menguji kembali pengetahuan atau hasil penelitian yang ditemukan sebelumnya (mengadakan verifikasi).
3.   Mengembangkan pengatahuan (hasil penelitian) yang telah teruji kebenarannya.
4.   Mencari hubungan antara pengetahuan yang baru ditemukan dengan pengetahuan yang lain.
5.   Mengadakan ramalan (prediksi) dengan ditemukan hubungan (hubungan sebab akibat) dengan pengetahuan-pengetahuan yang mendahuluinya.

Peran
1. Pemecahan Masalah : meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait mengkait.

2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan : meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut.

3. Mendapatkan pengetahuan / ilmu baru.

Proses
1.      Menentukan Topik Penelitian.Biasanya, mahasiswa mengalami kesulitan dalam menentukan topik penelitian karena ruang lingkup untuk menentukan judul penelitian ilmiah sangatlah luas. Cara mudah untuk menentukan topik penelitian adalah dengan memperkecil ruang lingkup penelitian. Caranya dengan memilih salah satu dari judul mata kuiah yang pernah diajarkan, sebagai contoh saya memilih mata kuliah Akuntansi Manajemen. Langkah selanjutnya, memperkecil mata kuliah tersebut dengan memilih salah satu materi yang diajarkan dalam mata kuliah tersebut, misalnya Hubungan Volume, Biaya dan Laba.

2.      Menentukan Variabel Peneliitian.Setelah menentukan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah menentukan variabel penelitian. Hal yang berkaitan dengan penulisan ilmiah berawal dari pengertian mahasiswa terhadap variabel. Variabel penelitian merupakan langkah awal untuk merumuskan masalah, mengumpulkan data dan mengumpulkan teori. Teori berfungsi untuk menerangkan variabel penelitian.

3.      Mengumpulkan Teori.Tujuan dari pengumpulan teori adalah untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Usahakan agar teori yang dikumpulkan lengkap dan tidak bertele-tele. Teori yang lengkap akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dan mempresentasikan hasil penelitiannya sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian.

4.      Merumuskan Masalah. Perumusan masalah harus berupa kalimat Tanya, seperti bagaimana, apakah, adakah, dan seterusnya. Penelitian dianggap selesai apabila pertanyaan pada rumusan masalah. Rumusan masalah berkaitan dengan:
·        Tujuan penelitian
·        Variabel penelitian
·        Teori yang digunakan
·        Hipotesis penelitian
·        Metode analisis yang digunakan
Dengan kata lain, rumusan masalah merupakan awal dan akhir dari sebuah penelitian.


5.      Metode analisis.Penetapan metode analisis yang akan digunakan berkaitan dengan pengumpulan data. Hal ini disebabkan karena setiap metode analisis memiliki criteria yang berbeda, baik criteria dalam pengolahannya, maupun jenis data yang digunakannya. Selain itu pentingnya penetapan metode analisis berkaitan erat dengan rumusan masalah.

6.      Mengumpulkan dataPengumpulan data pada umumnya dilakukan melalui salah satu atau gabungan dari ke empat cara berikut:
a.       Observasi: pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan
b.      Kuesioner: pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden. Kuesioner terbagi menjadi 2 yaitu, kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah pertanyaan yang dapat dijawab dengan bebas oleh responden. Kuesioner tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya ditentukan oleh peneliti, seperti memberi pilihan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
c.       Interview: pengumpulan data dengan cara wawancara. Interview dapat dilakukan secara langsung maupun melalui alat komunikasi.
d.      Sumber lain: pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.


7.      Mengolah dan menginterpretasikan dataPengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penginterpretasian data merupakan penjelasan dari pengolahan data. Interpretasi data akan mengantarkan mahasiswa pada kesimpulan dan saran penelitian yang ditempatkan pada akhir penulisan ilmiah.
Kriteria
1.      Berdasarkan fakta
2.      Bebas dari prasangka
3.      menggunakan prinsip-prinsip analisa
4.      menggunakan hipotesa
5.      menggunakan objektif
6.      menggunakan ukuran kuantitatif


BAB 2
Masalah Riset
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Kesemuanya itu ditujukan untuk untuk masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
riset pemasaran, American Marketing Association (AMA) memberikan definisi resmi mengenai riset pemasaran pada tahun 1987 sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat umum dengan pemasar melalui informasi. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan peluang dan masalah pemasaran; merumuskan, menyempurnakan dan mengevaluasi tindakan-tindakan pemasaran; memantau kinerja pemasaran; dan menyempurnakan pemahaman yang dapat membuat aktivitas pemasaran lebih efektif. Riset pemasaran menentukan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan tersebut; merancang metode untuk pengumpulan informasi; mengelola dan mengimplementasikan proses pengumpulan data; menganalisis hasil-hasil yang diperoleh; dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya.
Untuk mencapai tujuannya secara efisien, perusahaan pada masa sekarang telah menganut konsep pemasaran, yang mensyaratkan:
1. Orientasi pada konsumen
2. Orientasi tujuan
3. Orientasi sistem
Orientasi konsumen berarti perusahaan berusaha mengidentifikasi orang atau lembaga yang paling mungkin membeli produk mereka (pasar sasaran) dan memproduksi barang atau menawarkan jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen sasarannya secara paling efektif dalam situasi persaingan.
Orientasi tujuan yaitu perusahaan harus berorientasi pada konsumen hanya sebatas bahwa orientasi tersebut juga memenuhi tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan yang menghasilkan laba biasanya berpusat pada kriteria keuangan, misalnya 15% tingkat kembalian investasi (ROI).
Sedangkan orientasi sistem, yakni perusahaan harus menciptakan sistem terlebih dahulu untuk menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen dan mengidentifikasi peluang pasar. Sistem ini juga dimaksudkan untuk mengawasi lingkungan eksternal dan mengirimkan bauran pemasaran ke pasar sasaran..
Tujuan Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Kesemuanya ini ditujukan untuk memberi masukan pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah.
Tindakan yang sistematis adalah tindakan yang dilakukan secara teratur dan konsisten, didasarkan atas kegiatan-kegiatan ilmiah serta dapat dibuktikan kebenarannya. Adapun tujuan riset pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara obyektif kenyataan yang ada.
2. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases).
Riset pemasaran merupakan alat untuk membantu manajer pemasaran menghubungkan antara konsumen, bauran pemasaran dan elemen lingkungan.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Identifikasi masalah pemasaran
2. Menentukan variabel-variabel yang termasuk dalam kategori variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan
3. Pengumpulan informasi yang relevan
4. Memilih alternative yang terbaik
5. Mengembangkan dan mengimplementasi rencana pemasaran
6. Evaluasi keputusan yang telah diambil, beserta proses maupun hasilnya.
Peran Riset Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan
Riset pemasaran memainkan dua peranan kunci dalam sistem pemasaran. Pertama, riset tersebut merupakan bagian dari proses umpan balik intelijen pemasaran, yang menyediakan data-data tentang keefektifan bauran pemasaran saat ini dan memberikan wawasan untuk perubahan yang diperlukan kepada para pengambil keputusan. Kedua, riset pemasaran merupakan alat utama dalam menelusuri peluang baru di pasaran. Riset segmentasi dan riset produk baru membantu mengidentifikasi peluang yang paling menguntungkan bagi manajer pemasaran.
Pentingnya Riset Pemasaran Bagi Manajemen
Riset pemasaran memainkan tiga peran fungsional:
1. Fungsi deskriptif: pengumpulan dan penyajian pernyataan tentang fakta
2. Fungsi diagnostik: penjelasan tentang data atau tindakan
3. Fungsi prediktif: spesifikasi tentang bagaimana menggunakan riset deskriptif dan diagnostik untuk memperkirakan hasil keputusan pemasaran yang direncanakan.




BAB 3
Desain Riset bisnis
A. Pengertian
Mendesain berarti membuat suatu perencanaan, sehingga desain penelitian ( research design ) merupakan suatu proses untuk pengambilan keputusan sebelum suatu pekerjaan penelitian tiba waktunya untuk dilaksanakan. Dengan adanya suatu perencanaan yang matang, maka berarti telah melakukan proses antisipasi agar sehingga kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan nantinya dapat dikendalikan.
Berikut ini disajikan beberapa pendapat para ahli tentang arti desain penelitian ( research design ).
1.      Desain riset adalah suatu cetak biru ( blue print ) dalam hal bagaimana data dikumpulkan, diukur dan dianalisis. Melalui desain inilah periset mengkaji alokasi sumber daya yang dibutuhkan yang jumlahnya terbatas.
2.      Desain riset adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan-hubunga antar variable yang disusun sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Dalam perencanaan tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan periset mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.
Pengertian-pengertin desain riset di atas walaupun berbeda dalam hal perinciannya, namun pada prinsipnya pengertian tersebut memberikan makna dari desain penelitian sebagai berikut :
a.       Desain penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber daya dan data yang akan diolah untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan penelitian.
b.      Desain merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan – hubungan antara variable yang terkait dalam kaitan tersebut.
c.       Desain merupakan cetak biru yang berupa posedur – prosedur secara garis besar mulai dari hipotesis sampai pada analisis data.
Desain menjawab atas pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
1)      Tekhnik apa yang akan dipakai untuk mengumpulkan data ?
2)      Penarikan sampel apa yang akan dipakai?
3)      Bagaimana melakukan pengolahan dan analisis datanya ?
4)       Desain penelitian tidakdilihat dari sisi ilmia atau tidak ilmiah, tetapi dilihat dari segi baik atau tidak baik saja.
Jadi, desain riset bisnis adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian yang memuat prosedur yang dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi dan mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah dalam hal bisnis atau usaha.
Desain penelitian mencakup 4 ( empat ) macam kegiatan :
1. Desain data
Dalam meencanakan pemakaian data, tentukan jenis datanya, termasuk penentuan desain sampel yang representative yang sesuai dngan tujuan riset maupun kesimpulan yang akan diambil. Mengenai pemilihan teknik sampling yang dipakai, apakah akan menggunakan sampling atau nonprobability sampling maupun kombinasi keduanya, tergantung dari inferensi statistic yang akan dibuat.
2. Desain instrument
Insrumen pengumpulan data, misalnya kuisioner, perlu dievaluasi terlebih dahulu agar data yang nantinya terkumpul tetap sesuai dengan apa yang diperlukan.
3. Desain analisis
Sebenarnya jika desain hipotesis sudah baik, maka desain analisis secara paralel dapat dikembangkan. Jadi, hipotesis akan baik jika konsisten dengan analisis yang akan dibuat. Hipotesis merupakan titik tolak analisis, dimana hasil akhir dari analisis diharapkan menyerupai apa yang dilukiskan dalam hipotesis.
4. Desain Administrasi
Pelaporan suatu hasil penelitian secara tertulis hendaknya mengikuti desain pelaporan yang umum berlaku.
Jenis – jenis desain riset
1. Riset Eksploratoris ( Exploratory Research )
a. Untuk menjawab pertanyaan “WHAT”.
b. Digunakan apabila peneliti tidak mengetahui banyak informasi mengenai masalah.
c. Informasi yang dibutuhkan sangat longgar, fleksibel dan tidak terstruktur, sample tidak perlu banyak dan analisis data lebih bersifat kualitatif.
d. Untuk mengembangkan hipotesa dan menentukan variabel penelitian dan pengujian lebih lanjut.
e. Hasil penelitian bersifat sementara dan pada umumnya dilanjutkan dengan penelitian yang bersifat konklusif.






BAB 4
Pemilihan Data Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian anggota populasi disebut dengan elemen populasi. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau disebut studi populasi, atau juga studi sensus.

Sampel, jika hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitiannya disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berdasarkan hasil sampel, peneliti kemudian menarik kesimpulan dalam sampel sebagai kesimpulan penelitian yang berlaku bagi populasi.

2. Prosedur Pemilihan Sampel
1)      Beberapa faktor yang menjadi alasan kenapa peneliti melakukan penelitian sampel daripada sensus (populasi) adalah :
1 Jika jumlah elemen populasi-nya terlalu banyak, peneliti tidak akan mungkin mengumpulkan seluruhnya karena butuh tenaga dan biaya yang relatif mahal.
2. Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel seringkali lebih baik dibandingkan dengan hasil sensus.
3. Proses penelitian sampel relatif lebih cepat.
4. Alasan lain, adalah jika dilakukan penelitian yang memerlukan pengujian yang bersifat merusak.

Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis. Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi populasi target
2. Memilih kerangka pemilihan sampel
3. Menentukan metode pemilihan sampel
4. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
5. Menentukan ukuran sampel
6. Menentukan unit sampel


3. Metode Pemilihan Sampel Probabilitas dan Non-Probabilitas
Metode Pemilihan Sampel Probabilitas
Pengambilan sampel probabilitas/acak adalah suatu metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari beberapa cara pengambilan sampel dengan metode ini, tiga diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Cara acak sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel dengan teknik ini terdiri dari beberapa cara, salah satu diantaranya adalah cara sistematis/ordinal. Cara sistematis/ordinal merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik dimana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data pertamanya.

2. Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokan dalam beberapa sub-populasi, sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel yang relatif homogen (keragaman antar populasi tinggi sedangkan antar strata/sub-populasi rendah). Lalu dari tiap sub-populasi ini secara acak diambil anggota sampelnya.

3. Cara Cluster (Cluster Sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel dari beberapa kelompok populasi secara acak, kemudian mengambil semuanya atau sebagian dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel cluster mirip dengan cara stratifikasi, bedanya jika cara stratifikasi menghasilkan kelompok yang unsur – unsurnya homogen maka dengan cara cluster unsur – unsurnya menjadi heterogen.

Metode Pemilihan Sampel Non-probabilitas
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara ini juga sering disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam pelaksanaanya pe-riset menggunakan pertimbangan tertentu.
Berikut ini lima macam teknik sampling non-probabilitas :

1). Cara Keputusan (Judgment Sampling)
Sampling diambil berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Cara ini lebih cocok dipakai pada saat tahap awal studi eksploratif.

2). Cara Dipermudah (Convinience Sampling)
Sampel dipilih karena ada ditempat dan waktu yang tepat. Penggunaan sampling ini biasa digunakan pada awal penelitian eksploratif untuk mencari kondisi awal yang menarik.

3). Cara Kouta (Quota Sampling)
Quota Sampling adalah metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota yang diinginkan, teknik ini sangat mudah dan cepat digunakan namun penentuan sampel cenderung subyektif.

4). Cara Bola Salju (Snowball Sampling)
Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil namun kemudian sampel diajak untuk memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya hingga jumlah sampel menjadi banyak.


5). Area Sampling
Pada prinsipnya cara ini menggunakan “perwakilan bertingkat”. Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi, dimana bagian populasi ini dapat dibagi – bagi lagi.


4. Penentuan Ukuran Sampel
Ukuran sample tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah:

a. Homogenitas unit-unit sample: secara umum semakin mirip unit-unit sampel; dalam suatu populasi semakin kecil sample yang dibutuhkan untuk memperkirakan parameter-parameter populasi.

b. Kepercayaan: kepercayaan mengacu pada suatu tingkatan tertentu dimana peneliti ingin merasa yakin bahwa yang bersangkutan memperkirakan secara nyata parameter populasi yang benar. Semakin tinggi tingkat kepercayaan yang diingnkan, maka semakin besar ukuran sample yang diperlukan.

c. Presisi: presisi mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi. Unutk mendapatkan presisi yang besar dibutuhkan ukuran ssmpel yang besar pula.

d. Kekuatan Statsitik: istilah ini mengacu pada adanya kemampuan mendeteksi perbedaan dalam situasi pengujian hipotesis. Untuk mendpatkan kekuatan yang tinggi, peneliti memerlukan sample yang besar.

e. Prosedur Analisa: tipe prosedur analisa yang dipilih untuk analisa data dapat juga mempengaruhi seleksi ukuran sample.

f. Biaya, Waktu dan Personil: Pemilihan ukuran sample juga harus memeprtimbangkan biaya, waktu dan personil. Sample besar akan menuntut biaya besar, waktu banyak dan personil besar juga.

Ada bermacam – macam cara untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, baik untuk ukuran populasi yang diketahui maupun yang tidak diketahui (atau terlalu besar).

1. Rumus Slovin
Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus slovin.

2. Cara Interval Takisiran
Jika ukuran populasi tidak diketahui atau sangat besar, maka rumus yang dipakai yakni rumus untuk menaksir parameter ยต dan parameter P. Alat analisis yang digunakan untuk menyesuaikan sampel adalah alat analisis Chi-Square yang menuntut jumlah observasi tertentu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar